Kondisiyang tidak sesuai dapat menyebabkan kerja enzim terganggu. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi kerja enzim. 1) Temperatur. Enzim memiliki rentang temperatur tertentu agar dapat bereaksi dengan optimal. Pada temperatur yang tinggi, enzim akan rusak (terdenaturasi) sebagai sifat umum dari protein. FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI FUNGSI KERJA ENZIM Posted by Edutafsi on 17 August 2015 - 6:30 PM. Pada artikel sebelumnya kita telah membahas komponen penyusun enzim, sifat-sifat enzim, dan cara kerja enzim. Baca juga : Penamaan dan Klasifikasi Enzim Beserta Contohnya. Pada suhu yang tinggi Selainsuhu, faktor lingkungan yang mempengaruhi kerja enzim adalah derajat keasaman (pH). Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7) atau pH asam (<7) tergantung pada jenis enzim masing-masing. Perhatikan Gambar 2.8. Faktorfaktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut: 1. Suhu. Kecepatan reaksi enzimatik akan meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu karena molekul substrat bergerak lebih cepat dan lebih sering bertumbuhkan dengan tempat sisi aktif. Namun, di luar suhu tersebut, laju reaksi enzimatik akan menurun Padamateri sebelumnya telah dijelaskan bahwa enzim merupakan protein atau molekul berbasis protein yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh organisme. Perannya adalah sebagai katalis untuk reaksi kimia. Di dalam perjalanannya, ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi aktifitas enzim di dalam tubuh kita, diantaranya suhu, derajat keasaman G PEMBAHASAN. Enzyme merupakan suatu senyawa penting dalam metabolisme tubuh. Enzyme berperan dalam biokatalisator. Enzim merupakan senyawa yang tersusun atas protein sehingga enzyme ini memiliki sifat yang mirip dengan protein. Dalam praktikum ini enzim yang dipakai berupa enzim amylase yang dapat kita peroleh dari saliva atau air liur. KerjaEnzim - Nah berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor, keempat faktor yang mempengaruhi kerja enzim tersebut diantaranya yaitu suhu atau temperature, pH "derajat keasaman", konsentrasi enzim dan substrat serta pengaruh zat penghambat "inhibitor", secara lengkap pengaruh dari keempat faktor tersebut dijelaskan sebagaimana berikut. xW0hU. PembahasanFaktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim antara lain suhu, pH, jumlah enzim konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, zat hasil, aktivator, dan adanya zat penghambat inhibitor.Faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim antara lain suhu, pH, jumlah enzim konsentrasi enzim, konsentrasi substrat, zat hasil, aktivator, dan adanya zat penghambat inhibitor. Pengertian enzim – Pada tubuh manusia terjadi reaksi pemecahan zat-zat makanan untuk menghasilkan energy dalam bentuk ATP. Reaksi ini sebagai salah satu dari beberapa reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Sama halnya pada tubuh tumbuhan, juga terjadi reaksi kimia yang disebut fotosintesis. Sehingga, seluruh reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup ini disebut metabolisme. Reaksi-reaksi kimia pada metabolisme ini terjadi sangat cepat. Enzim sebagai komponen yang sangat berperan terhadap reaksi-reaksi yang ada. Apakah grameds tahu tentang enzim? Nah, jika belum tahu, maka bisa simak artikel ini, Grameds. Jadi, tunggu apalagi Yuk kita simak! Pengertian EnzimStruktur EnzimEnzim di Dalam SelSifat-Sifat EnzimEnzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikitDengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang adaEnzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasiKerja katalis enzim spesifikEnzim tersusun atas proteinEnzim merupakan biokatalisatorEnzim dapat digunakan berulang kali/reusableEnzim tidak ikut berubah menjadi produkKerja enzim bersifat bolak-balik atau reversibleEnzim merupakan koloidTidak menentukan arah reaksiKlasifikasi EnzimHidrolase KarbohidraseEsteraseProteinase atau proteaseOksidase dan ReduktaseDesmolase Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja EnzimTemperatur atau suhuKonsentrasi enzim dan substratZat-zat penggiat Inhibitor enzimInhibitor kompetitif Inhibitor non kompetitifInhibitor umpan balikKategori Ilmu BiologiMateri Biologi Kelas 12 pixabay Enzim merupakan biomolekul yang memiliki fungsi sebagai katalis yang ada pada suatu reaksi kimia. Dalam hal ini, katalis adalah senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi. Jika zat ini tidak ada, maka bisa menghambat aktivitas yang terjadi pada organ tubuh. Selain itu, enzim disebut sebagai biokatalisator yang memiliki peran untuk mempercepat reaksi-reaksi biologi tanpa adanya perubahan struktur pada kimia. Pada reaksi ini, substrat sebagai molekul awal reaksi dan enzim yang mengubah molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, hal ini disebut dengan produk. Secara umum, semua proses biologis membutuhkan enzim untuk keberlangsungan dengan cepat. Menurut Kuhne 1878, enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi. Berdasarkan studi yang telah diteliti maka enzim merupakan suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi gugus prosteti, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, namun ada juga bagian enzim yang apoenzim dan gugus prostetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut sebagai koenzim,yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah vitamin atau bagiannya, seperti vitamin B2, B1, B6, niacin dan biotin. Struktur Enzim Enzim terdiri dari dua komponen, yaitu bagian pro apoenzim dan bukan dari bagian protein gugus prostetik. Apoenzim ini terbentuk dari protein serta bisa dengan mudah berubah. Perubahan ini dapat terjadi tergantung pH serta suhu. Sementara itu, pada gugus prostetik bisa dikatakan sebagai gugus yang sudah tidak aktif lagi. Di dalam zat ini, terkandung berbagai macam unsur logam, yaitu magnesium, natrium, besi, dan mangan. Akan tetapi di dalam prostetik ini terdapat juga bahan-bahan organik yang bukan termasuk protein. Misalnya, vitamin B. Enzim di Dalam Sel pixabay Sel hidup bisa diibaratkan seperti pabrik kimia yang bergantung pada energi yang harus mengikuti berbagai kaidah kimia. Sementara itu, suatu reaksi kimia yang memungkinkan adanya adanya suatu kehidupan disebut juga dengan nama metabolisme. Terdapat reaksi berkesinambungan yang terjadi di dalam setiap sel, sehingga metabolisme merupakan reaksi yang menakjubkan. Lintasan metabolisme harus diatur secara seksama agar sel mempunyai fungsi dan dapat berkembang dengan semestinya. Sel dapat mengatur lintasan metabolisme yang mana yang berjalan dan seberapa cepat dengan cara memproduksi katalis yang tepat yang dinamakan enzim dalam jumlah yang sesuai dan pada saat diperlukan. Hampir semua reaksi kimia berlangsung sangat lambat tanpa katalis dan enzim merupakan katalis yang lebih khas dan lebih kuat dibandingkan dengan ion logam atau senyawa anorganik lainnya, yang dapat diserap tumbuhan dan tanah. Jadi, enzim umumnya meningkatkan kecepatan reaksi dengan faktor antara 18Y HINGGA 1020. Dibanding dengan katalis buatan manusia, enzim biasanya 10K hingga 10c kali lebih efektif. Enzim juga jauh lebih spesifik daripada katalis anorganik atau bahkan katalis organik sintetik dalam hal ragam reaksi yang dapat dikatalisis, sehingga reaksi dapat dikendalikan dengan terbentuknya senyawa tertentu yang dibutuhkan untuk senyawa dalam kehidupan. Pada katalisator memiliki fungsi untuk mempercepat terhadap reaksi yang bisa digunakan secara berulang-ulang. Misalnya, satu katalisator bisa membuat reaksi sebanyak 2 sampai 3. Di dalam sel enzim terdistribusi merata di seluruh plasma, tetapi terkonsentrasi pada organel-organel tempat terjadinya reaksi. Contohnya, enzim yang berkaitan dengan reaksi Calvin dan Krebs berkumpul di mitokondria dan kloroplas. Enzim yang dibutuhkan dalam sintesis DNA dan RNA serta untuk proses mitosis terdalam di dalam inti sel. Enzim-enzim si dalam sel akan bekerja secara berkesinambungan. Artinya, produk suatu tahap reaksi akan dibebaskan pada tempat dimana produk ini dapat segara dikonversi oleh enzim lain berikutnya. Ada beberapa enzim yang dijumpai di luar organela, tetapi juga tidak tersebar karena adanya reticulum endoplasma yang becabang-cabang. Mengetahui enzim lebih dalam bisa melalui buku Enzim dan Pemanfaatannya. Dalam buku ini, pembaca bisa mengetahui manfaat enzim bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga manfaat enzim untuk industri. Selain itu, lewat buku ini, kamu akan lebih mudah dalam memahami karakteristik enzim. Segera dapatkan buku ini, dengan klik tombol “Beli Sekarang”. Sifat-Sifat Enzim Selain membahas tentang pengertian dan juga struktur enzim, maka pada poin ini, kita akan membahas tentang sifat-sifat enzim. Enzim aktif dalam jumlah yang sangat sedikit Hal ini hanya membutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengubah di dalam reaksi kimia. Dengan kondisi stabil, enzim tidak akan terpengaruh pada reaksi yang ada Hal ini dapat terjadi karena sifat protein dan enzim aktivitas dipengaruhi oleh pH dan suhu. Pada kondisi yang dianggap tidak optimum suatu enzim merupakan senyawa realtif tidak stabil dan dipengaruhi oleh reaksi yang dikatalisisnya. Enzim tidak memengaruhi keseimbangan rekasi Meskipun enzim mempercepat penyelesaian suatu reaksi, enzim tidak mempengaruhi keseimbangan reaksi tersebut. Jika kecepatan yang tinggi, maka suatu enzim akan mempunyai timbal balik dalam sistem hidup yang berlangsung. Kerja katalis enzim spesifik Enzim menunjukkan kekhasan untuk reaksi yang dikatalisnya. Jadi, pada suatu enzim yang mengkatalis suatu reaksi, maka enzim tersebut tidak mengkatalis enzim lainnya. Enzim tersusun atas protein Zat pembentuk atau penyusun enzim adalah protein. Akan tetapi, tidak semua jenis protein adalah enzim. Enzim merupakan biokatalisator Enzim merupakan biokatalisator yang jika diartikan adalah enzim hanya dapat mengubah kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energinya. Enzim dapat digunakan berulang kali/reusable Selama enzim tidak rusak, maka enzim dapat digunakan berulang-ulang kali karena tidak ikut bereaksi. Enzim tidak ikut berubah menjadi produk Meskipun enzim bekerja untuk mengubah substrat menjadi produk, tetapi enzim tidak ikut berubah menjadi produk juga, ya grameds. Kerja enzim bersifat bolak-balik atau reversible Suatu enzim dapat melakukan reaksi dua arah, yaitu substrat menjadi produk atau produk menjadi substrat. Enzim merupakan koloid Enzim tersusun atas komponen protein. Oleh sebab itu, sifat enzim tergolong koloid. Aktivitas pada enzim cenderung besar karena ia memiliki permukaan antar partikel yang cukup besar. Tidak menentukan arah reaksi Enzim tidak mempunyai peran untuk melangkah kemana arah reaksi tersebut. Misalnya, tubuh yang kekurangan glukosa maka akan bisa memecah gula cadangan atau glikogen dan juga sebaliknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya kalau enzim ini tersusun dari protein. Oleh sebab itu, melalui buku Protein & Enzim, pembaca akan lebih mudah dalam memahami hubungan antara protein dan juga enzim. Buku yang ditulis dengan bahasa yang sederhana ini, sangat pas untuk dibaca oleh para mahasiswa yang sedang mendalami protein dan enzim. Klasifikasi Enzim Berikut ini klasifikasi enzim yang perlu kamu ketahui. Hidrolase Hidrolase adalah enzim-enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap suatu zat dengan adanya bantuan dari air. Hidrolase sendiri masih terbagi menjadi beberapa bagian berdasarkan substratnya, antara lain Karbohidrase Karbohidrase merupakan enzim yang mengeluarkan golongan karbohidrat. Kelompok ini masih dipecah lagi menurut karbohidrat yang diuraikan, misal Amylase, yaitu enzim yang menguraikan amilum suatu polisakarida menjadi maltosa 9 suatu disakarida. Maltase, adalah enzim yang memproses maltosa menjadi glukosa. Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa gula tebu menjadi glukosa dan fruktosa. Laktase adalah enzim yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Selulase, merupakan enzim yang memproses selulosa suatu polisakarida menjadi selobiosa suatu disakarida. Pectinase, yaitu enzim yang menguraikan pectin menjadi asam pectin. Esterase Esterase merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan ester. Contoh-contohnya Lipase, adalah enzim yang menghancurkan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Fosfatase, adalah enzim yang memproses suatu ester hingga terlepas asam fosfat. Proteinase atau protease Proteinase atau protease yaitu enzim-enzim yang menghancurkan golongan protein. Contoh-contohnya Peptidase, adalah enzim yang memproses petida menjadi asam amino. Gelatinase yaitu enzim yang menguraikan gelatin. Renin adalah enzim yang memecah kasein dari susu. Oksidase dan Reduktase Oksidase dan reduktase adalah enzim yang membantu dalam proses oksidasi dan reduksi. Enzim oksidase dibagi lagi menjadi Dehydrogenase yaitu enzim ini memegang peranan penting dalam mengubah zat-zat organik menjadi hasil-hasil oksidasi. Katalase adalah enzim yang dapat melakukan penguraian terhadap hidrogen peroksida menjadi oksigen serta air. Desmolase Desmolase adalah enzim-enzim yang menguraikan ikatan-ikatan C-C, C-N dan beberapa ikatan lainnya. Enzim desmolase dibagi lagi menjadi Karboksilase adalah enzim yang menguraikan asam piruvat menjadi asetaldehida. Transaminase yaitu enzim yang memindahkan gugusan amino dari suatu asam amino ke suatu asam organic sehingga yang terakhir ini berubah menjadi suatu asam amino. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim antara lain temperature, derajat keasaman pH, konsentrasi enzim dan substrat, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH tingkat keasaman optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan jika bentuk suhu dan keasaman berubah. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor sebagai molekul yang meminimalisir aktivitas enzim, sedangkan untuk activator molekul yang meningkatkan aktivitas enzim. Berikut ini faktor-faktor yang dapat memengaruhi kinerja dari enzim. Temperatur atau suhu Enzim yang tersusun dari protein, sangat peka terhadap temperature. Apabila temperatur terlalu tinggi maka dapat menyebabkan denaturasi protein. Temperature yang terlalu rendah dapat menghambat reaksi. Pada umumnya temperature optimum enzim adalah 30- 400C. Kebanyakan enzim tidak menunjukkan reaksi jika suhu turun hingga 0c, namun enzim tidak rusak, bila suhu normal maka enzim akan aktif kembali. Enzim dapat tahan pada suhu rendah, namun jika suhu diatas 500 c akan mengalami kerusakan. Konsentrasi enzim dan substrat Agar reaksi berjalan dengan optimum, maka perbandingan jumlah antara enzim dan subtract harus sesuai. Jika enzim terlalu sedikit dan substrat terlalu banyak reaksi akan berjalan lambat, bahkan ada subtract yang tidak terkatalisasi. Reaksi akan cepat jika enzim semakin banyak. Zat-zat penggiat Adapun zat kimia tertentu bisa meningkatkan enzim. Misalnya, garam-garam dan juga logam alkali dengan konsentrasi encer yakni 2 persen hingga 5 persen, sehingga bisa mengontrol kerja enzim. Adapun zat-zat penggiat lainnya, seperti Mn, Mg, Co, ion, dan sebagainya. Inhibitor enzim Beberapa zat kimia bisa menghambat kinerja enzim. Misalnya saja, garam yang mengandung raksa dan juga sianida. Ada tiga jenis inhibitor atau penghambat yang perlu grameds pahami. Berikut ini diantaranya Inhibitor kompetitif Pada penghambatan inhibitor, maka setiap zat penghambatnya memiliki struktur yang hampir sama dengan struktur substrat. Oleh sebab itu, zat penghambat akan berpotensi terhadap sisi aktif enzim. Jika penghambat lebih dulu berkaitan dengan sisi aktif enzim, maka substratnya tidak dapat lagi berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor non kompetitif Pada penghambatan ini, substrat sudah tidak dapat berikatan dengan kompleks enzim inhibitor, karena sisi aktif enzim berubah. sehingga enzim akan kehilangan aktivitasnya. Oleh karena itu, permukaan sisi aktif tidak dapat berhubungan dengan substrat. Inhibitor umpan balik Suatu reaksi yang dapat menghambat sebuah proses kerja enzim pada reaksi tersebut. Dari semua pembahasan di atas, dapat dikatakan bahwa enzim ini sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu, ada juga beberapa faktor yang akan memengaruhi kerja dari enzim itu sendiri. Nah, itulah pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim, ya grameds. Ternyata enzim mempunyai peran yang penting dalam kelangsungan hidup makhluk hidup ya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat sekaligus bisa menambah wawasan kamu. Jika Grameds masih bingung, dan membutuhkan referensi terkait tentang pengertian, struktur, sifat dan faktor yang mempengaruhi enzim secara lengkap, kamu bisa mengunjungi koleksi buku Gramedia di Sebagai SahabatTanpaBatas, kami akan selalu memberikan informasi terbaik dan terlengkap untuk Grameds. Semoga artikel ini menginspirasimu ya! Penulis Rosyda Nur Fauziyah Rujukan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu sebagai berikut. Suhu Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, sehingga pada saat bertumbukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang. Hal ini memudahkan terikatnya molekul substrat pada sisi aktif enzim. Aktivitas enzim meningkat dengan meningkatnya suhu sampai pada titik tertentu. Pada beberapa enzim, peningkatan suhu sampai 40° C diiringi dengan peningkatan kecepatan reaksi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim. Pengaruh suhu T pada kecepatan reaksi dapat dijelaskan melalui suatu koefisien suhu Q10. Grafik pada menunjukkan hubungan suhu dan kecepatan reaksi enzim. Berdasarkan grafik tersebut, jika dipilih sembarang suhu T misalnya sebesar 20° C pada suatu kecepatan reaksi enzim tertentu, Q10 adalah sebagai berikut. Koefisien suhu Q10 = 2 di atas menunjukkan bahwa kecepatan reaksi enzim meningkat dua kalinya setiap peningkatan suhu 10°C. Namun, tidak berarti bahwa peningkatan kecepatan reaksi berlangsung tidak terbatas. Seperti terlihat pada grafik, kecepatan enzim mengkatalis reaksi mencapai suatu puncaknya pada suhu tertentu. Suhu ini disebut suhu optimum suatu reaksi. Pada grafik dapat dilihat bahwa suhu optimum reaksi yang dikatalis enzim adalah40° C. Di atas suhu tersebut, produk yang dihasilkan menurun. Peningkatan suhu di atas suhu optimum menyebabkan putusnya ikatan hidrogen dan ikatan lain yang merangkai molekul enzim, sehingga enzim mengalami denaturasi. Suhu Optimum Enzim Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya Gambar Denaturasi menyebabkan aktivitas enzim menurun atau hilang. Denaturasi umumnya bersifat irréversible tidak dapat kembali. Namun, enzim-enzim yang langka seperti RNAase dapat mengalami renaturasi setelah mengalami denaturasi. Renaturaslfadalah kembalinya bentuk enzim yang rusak ke bentuk sebelum rusak. Denaturasi Enzim - Pemanasan dengan suhu tinggi mengubah struktur enzim dan merusak sis aktif enzim pH Derajat keasaman pH juga mempengaruhi aktivitas enzim. Perubahan kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim. Setiap enzim memiliki pH optimum. Sebagai contoh, pepsin enzim yang bekerja di dalam lambung memiliki pH optimum sekitar 2 sangat asam, sedangkan amilase enzim yang bekerja di mulut dan usus halus memiliki pH optimum sekitar 7,5 agak basa. pH optimum pada beberapa jenis enzim Aktivator dan Inhibitor Aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya. Contoh aktivator adalah ion klorida yang berperan dalam aktivitas amilase dalam saliva. Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya. Contoh inhibitor adalah ion sianida. Ion sianida menutupi sisi aktif enzim yang terlibat dalam respirasi. Inhibitor Enzim Inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif Ada dua macam inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitifInhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang cara kerjanya bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Contohnya, sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Inhibitor kompetitif dapat diatasi dengan cara penambahan konsentrasi substrat. Inhibitor non-kompetitif Inhibitor non-kompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif, sehingga bentuk enzim berubah, dan sisi aktif tidak dapat berfungsi. Inhibitor ini tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Konsentrasi Enzim Konsentrasi enzim juga mempengaruhi kecepatan reaksi. Semakin besar konsentrasi enzim semakin cepat pula reaksi yang berlangsung. Dengan kata lain, konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap kecepatan reaksi Sisi aktif suatu enzim dapat digunakan berulang kali oleh banyak substrat. Substrat yang berikatan dengan sisi aktif enzim akan membentuk produk. Pelepasan produk menyebabkan sisi aktif enzim bebas untuk berikatan dengan substrat lainnya. Oleh karenanya hanya dibutuhkan sejumlah kecil enzim untuk mengkatalis sejumlah besar substrat. Konsentrasi Substrat Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat. Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut. Kondisi ini disebut konsentrasi substrat pada titik jenuh atau disebut dengan kecepatan reaksi telah mencapai maksimum Vmax. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi Banyaknya molekul substrat yang diubah menjadi produk oleh enzim sangat bervariasi. Jumlah pergantian substrat adalah banyaknya molekul substrat yang dapat diubah menjadi produk oleh satu molekul enzim selama satu menit. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim dapat diketahui langsung dengan melakukan. Substrat yang digunakan berupa hidrogen peroksida H2O2. Hidrogen peroksida alami merupakan produk sampingan yang tidak diinginkan dari metabolisme aerob, misalnya pemecahan asam amino dan asam lemak. Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang sangat reaktif dan dapat merusak sel. Oleh karenanya hidrogen peroksida dikumpulkan di dalam peroksisom, kemudian didegradasi oleh katalase. Katalase mendegradasi hidrogen peroksida menjadi air H2O dan oksigen O2 dengan reaksi sebagai berikut. 2H2O2 -> 2H2O + O2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim – Sudah tahukah anda apa itu enzim? Enzim merupakan molekul komplek berbasis protein yang dihasilkan oleh sel-sel di dalam tubuh. Enzim dapat juga diartikan sebagai protein yang bertindak sebagai katalis dan bertanggung jawab dalam laju dan kekhususan yang tinggi dari satu atau lebih reaksi biokimia ekstraselular dan kerjanya enzim akan membentuk kompleks enzim-substrat. Setiap enzim bisanya ikut terlibat dalam berbagai reaksi biokimia dan dapat mempengaruhi reaksi kimia tertentu. Enzim juga memiliki peran sebagai katalik organic, dan mempercepat kecepatan reaksi yang tidak ada enzim maka reaksi kimia akan terjadi sangat lambat. Bahkan berbagai reaksi juga tidak akan terjadi jika di dalam tubuh tidak terdapat enzim. Perlu anda ketahui bahwa enzim dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia sampai berkali-kali lipat. Zat kimia yang ada pada awal proses biokimia disebut dengan substrat yang akan mengalami perubahan kima membentuk produk akhir. Konsentrasi substrat ini atau enzim tersbut dapat berdampak pada aktivitas Yang Mempengaruhi Kerja EnzimBerikut ini merupakan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Temperatur suhuEnzim memiliki sifat termolabil, yang artinya aktivitas enzim selau dipengaruhi oleh suhu. Aktivitas tersebut akan terus meningkat sampai dengan batas suhu tertentu. Batas suhu dinamakan dengan suhu optimum, ketika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan Juga 3 Adaptasi Tumbuhan - Pengertian, Ciri dan Contohnya LengkapKenaikkan suhu akan meningkatkan aktivitas enzim. Akan tetapi, jika suhu melebihi batas optimum maka enzim akan mengalami denaturasi atau kerusakan. Sehingga hal tersbut dapat menyebabkan enzim tidak akan berfungsi sebagai katalis lagi. Contohnya enzim yang dimiliki manusia mempunyai suhu optimum 350C – 450C, sedangkan enzim pada bakteri yang hidup di dalam air panas mempunyai suhu optimum 700C atau bahkan Derajat keasaman pHDikarenakan molekul enzim umumnya merupakan protein globular, maka bentuk dan juga fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan yang ada di sekitarnya. Enzim mempunyai kadar pH yang dapat bersifat asam ataupun basa. Namun, terdapat beberapa enzim yang memiliki pH optimum antara 6-8. Apabila pH berubah akan mengakibtakan sisi aktif enzim berubah keefektifannya dalam membentuk kompleks enzim-substrat. Hal tersebut daoat menghalangi terikatnya substrat pada sisi aktif enzim. Selain itu apabila pH berubah juga dapat mengakibatkan proses denaturasi kerusakan pada suhu dapat meningkatkan laju tumbukan yang terjadi antara enzim dengan molekul substrat, sehingga dapat meningkatkan laju pembentukkan kompleks enzim substrat serta dapat meningkatkan kecepatan Konsentrasi enzim dan substratPada saat konsentrasi enzim membesar akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan reaksi tersebut akan terus bertambah sehingga tercapai kecepatan konstan. Kecepatan tersebut dapat dicapai ketika semua substrat telah diikat oleh enzim. Konsentrasi pada enzim berbanding lurus dengan kecepatan substrat yang bertambah dalam suatu reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi apabila jumlah enzim dalam reaksi tersebut meningkat. Akan tetapi, saat semua sisi aktif enzim sedang bekerja, maka penambahan konsentrasi subtract tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi. Keadaan tersebutlah yang menunjukkan bahwa kecepatan reaksi telah mencapai titik maksimum. Kecepatan reaksi aakan terus bertambah dan meningkat hingga mencapai kecepatan konstan yaitu apabila semua enzim telah mengikat Zat-zat penggiat activatorZat penggiat yatu molekul atau zat yang memiliki fungsi sebagai pemacu atau pemercepat reaksi enzim. Contoh dari zat penggiat activator yaitu garam-garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2%-5%, serta ion logam seperti Ca, Ni, Mg, Mn, dan Cl. Contoh inilah yang dapat menjadi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Zat penghambat inhibitorZat penghambat merupakan suatu molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim dapat dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor kompetitif, yaitu molekul penghambat kerja enzim yang dapat bekerja dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif atau dapat juga disebut dengan inhibitor irreversible akan berikatan dengan sangat kuat pada sisi aktif enzim. Pengikat ini akan berlangsung secara bolak balik sehingga persentase penghambat untuk tingkat inhibitor yang tetap menjadi berkurang apabila substratnya bertambah. Jadi, inhibitor kompetitif dapat dihilangkan dengan cara menambah konsentrasi substratnya. Sebagai contoh yaitu melibatkan enzim yang paling berlimpah, riboluse bifosfat karboksilase, enzim –penambat CO2 pada C3 fotosintesis, dalam proses tersebut molekul-molekul O2 bersaing dengan molekul-molekul CO2 untuk sisi aktif. Contoh lainnya yakni sianida yang terlarut dalam darah bersaing dengan oksigen dengan tujuan untuk berikatan dengan sisi aktif nonkompetitif, yaitu inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim selain sisi aktif enzim. Inhibitor nonkompetitif dapat juga disebut dengan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Hal inilah yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak dapat berfungsi kembali, sehingga substrat tidak dapat berikatan dengan sisi aktif enzim. Inhibitor jenis ini tidak dapat dihilangkan meskipun dengan menambahkaan substrat. Ag+, Hg2+, dan Pb2+ dapat dilihat sebagai contoh dari inhibitor Juga [Lengkap] Cara Kerja Enzim Pada Proses Metabolisme TubuhDemikian pembahasan mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim. Dapat kita ketahui bahwa banyak faktor yang ternyata dapat mempengaruhi kerja enzim, diantaranya suhu, tingkat keasaman pH, zat penggiat, zat penghambat, serta konsentrasi enzim dan substrat. Semoga uraian tersebut dapat digunakan sebagai referensi dan bermanfaat bagi kita juga Daftar isi1. Temperatur 2. Tingkat Keasaman atau Ph3. Konsentrasi Substrat4. Konsentrasi Enzim5. Inhibitor Enzim6. AktivatorEnzim adalah sebuah senyawa kimia jenis protein yang berfungsi sebagai katalisator. Enzim sangat diperlukan oleh tubuh terutama untuk proses metabolisme. Oleh sebab itu hal-hal berikut ini penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim. 1. Temperatur Enzim merupakan molekul protein yang sangat bergantung pada keadaan lingkungan sekitar. Sehingga perubahan temperatur akan sangat berpengaruh terhadap proses kinerja enzim. Suatu enzim akan bekerja secara maksimal ketika berada di suhu yang terbaik. Jika terlalu rendah maka enzim akan bergerak lebih lambat dan membutuhkan waktu yang lama untuk bereaksi. Namun apabila suhu terlalu tinggi maka enzim akan terdenaturasi sehingga aktivasi katalisnya tidak dapat berfungsi lagi. Suhu yang optimal untuk enzim tergantung pada jenis mikroorganisme. Rata-rata enzim akan bekerja dengan baik pada suhu 20-50 °C. Namun ada juga enzim yang bekerja dengan suhu antara 50-80 °C yaitu enzim golongan hipertermozim. 2. Tingkat Keasaman atau PhSelain suhu, tingkat keasaman atau derajat Ph akan berpengaruh terhadap cara kerja enzim. Hal tersebut dikarenakan di dalam struktur enzim terdapat interaksi ionik yang dapat menstabilkan enzim yang membantu enzim untuk mengenali substratnya. Pada umumnya enzim akan bekerja secara maksimal apabila berada pada tingkat keasaman normal yaitu antara 6-8. Ada beberapa enzim yang bekerja dengan tingkat keasaman yang tinggi seperti enzim pepsin di lambung. Enzim tersebut bekerja pada Ph 2. Namun kinerja enzim akan terganggu apabila Ph terlalu besar. Hal tersebut akan menghambat interaksi non kovalen sehingga enzim menjadi tidak stabil dan mengalami denaturasi. 3. Konsentrasi SubstratBesar kecilnya substrat juga kab berpengaruh terhadap aktivitas enzim terutama pada kecepatan reaksinya. Semakin rendah konsentrasi substrat maka akan semakin lambat laju reaksi dan begitu sebaliknya. Laju reaksi akan terus bertambah hingga memperoleh laju konstan. Hal tersebut terjadi apabila seluruh substrat telah terikat dengan seluruh sisi aktif enzim. Terdapat beberapa enzim yang hanya dapat dengan molekul substratnya yang khusus. Hal tersebut terjadi apabila terjadi perbedaan derajat stereospesifitas pada enzim. 4. Konsentrasi EnzimKonsentrasi enzim akan berpengaruh terhadap laju reaksi. Hubungan konsentrasi enzim dengan laju reaksi adalah berbanding lurus. Artinya adalah apabila semakin tinggi tinggi tingkat konsentrasi enzim maka akan semakin cepat laju reaksi dan semakin rendah konsentrasi enzim maka laju reaksi akan melambat. 5. Inhibitor EnzimInhibitor adalah senyawa penghambat yang dapat menghentikan proses reaksi enzim dan substrat. Inhibitor terbagi menjadi dua jenis yaituInhibitor KompetitifInhibitor kompetitif akan terjadi apabila terdapat suatu molekul yang terkait dengan sisi aktif enzim selain substrat. Struktur kimia dari inhibisi ini mirip dengan substrat sehingga dapat terkait satu sama lain dengan enzim. Namun adanya inhibisi ini akan menghambat substrat sehingga reaksi akan berhenti. Inhibitor non-KompetitifInhibitor non-kompetitif adalah senyawa molekul yang menempel pada sisi alosterik yaitu bagian selain sisi aktif enzim. Akibatnya enzim dan substrat tidak dapat berkaitan. Struktur kimia dari inhibitor non-kompetitif berbeda bahkan tidak mirip dengan substrat6. AktivatorAktivator merupakan kebalikan dari inhibitor yakni senyawa yang dapat mendukung kerja enzim. Adanya aktivator akan mempercepat kinerja enzim. Contoh zat yang merupakan aktivator logam alkali tanah, K, dan Co. Home » Kongkow » Biologi » Cara Kerja Enzim dan Faktor yang Mempengaruhi Enzim - Senin, 09 Agustus 2021 0900 WIB Otakers, enzim memiliki keterkaitan yang begitu erat dengan seluruh proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Karena tanpa adanya enzim, metabolisme tidak akan berjalan dengan sempurna. Pengertian enzim adalah suatu protein yang memiliki beberapa sifat seperti bekerja secara khusus sebagai biokatalisator pada suhu serta pH yang optimum. Enzim sendiri memiliki jumlah yang sangat banyak bahkan mencapai ribuan, akan tetapi di golongkan menjadi enam kelompok yaitu oxidoreductase, transferase, hydrolase, isomerase, ligase, serta lyase. Pada artikel ini kita akan membahas bagaimana mekanisme kerja Enzim. Simak ulasan berikut ini yah. Mekanisme Enzim agar dapat membentuk produk Cara kerja enzim pada reaksi metabolisme didalam tubuh makhluk hidup adalah dengan menurunkan energi aktivasi. Energi tersebut adalah energi yang diperlukan dalam memulai suatu reaksi. Semakin rendah biaya operasional yang dikeluarkan, maka akan semakin cepat pula proses yang dikerjakan. Adapun cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia adalah dengan cara berinteraksi bersama substrat, setelah itu substrat tersebut akan diubah menjadi sebuah produk. Apabila terbentuk produk, enzim akan dapat melepaskan “diri’ dari substrat tersebut. Hal tersebut dikarenakan enzim tidak dapat bereaksi dengan substratnya. Ada dua teori yang menunjukkan tentang cara kerja enzim ini. Teori tersebut antara lain teori gembok dan kunci lock and key theory dan teori kecocokan yang terinduksi. Kunci Gembok Bagaimana mekanisme kerja enzim menurut teori kunci gembok? Teori Kunci Gembok menjelaskan bahwa enzim tidak akan berikatan dengan substrat yang memiliki bentuk sama spesifik dengan sisi aktif dari enzim. Sehingga, hanya substrat dengan bentuk yang cocok secara spesifik yang dapat berhubungan dengan enzim tersebut. Maka dari itulah kenapa disebut dengan teori gembok dan kunci. Dalam hal ini enzim diilustrasikan sebagai kunci sedangkan substrat diilustrasikan sebagai gembok. Karena keduanya akan mempunyai kecocokan sisi yang sama untuk bisa membuka ataupun sebaliknya. Namun teori cara kerja enzim kunci gembok memiliki kekurangan yaitu tidak bisa menjelaskan bagaimana kestabilan enzim pada saat peralihan titik reaksi enzim. b. Teori Induksi Teori induksi ini menjawab kekurangan dari teori Kunci Gembok sebelumnya. Teori ini dilakukan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Menurut teori Induksi enzim memiliki sisi aktif yang fleksibel. Meski demikian, sisi aktif enzim tersebut mempunyai titik – titik pengikatan yang sama / spesifik. Sehingga hanya substrat yang mempunyai titik – titik pengikatan yang spesifik sama yang akan menginduksi sisi aktif dari enzim sehingga pas membentuk seperti substrat. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Enzim berperan sebagai katalis organik, enzim mempercepat kecepatan reaksi yang terjadi. Jika tidak ada enzim, reaksi kimia akan menjadi sangat lambat. Berbagai reaksi juga mungkin tidak akan terjadi jika tidak terdapat enzim yang tepat di dalam tubuh. Berdasarkan sifat-sifat protein yang dimilikinya, kerja enzim dipengaruhi oleh 4 faktor. Pengaruh dari keempat faktor tersebut akan dijelaskan secara lengkap beserta grafiknya. Kenapa suhu mempengaruhi kerja enzim? Ingatlah bahwa enzim itu bersifat termolabil artinya segala aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan baik. Dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. Kenaikan suhu memang dapat meningkatkan akivitas enzim. Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Contoh dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Selain itu enzim pada bakteri yang hidup di air panas memiliki suhu optimum 70oC atau lebih. Grafik faktor suhu yang dapat mempengaruhi kerja enzim b. Nilai pH Derajat Keasaman Molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. Enzim memiliki pH optimum yang dapat bersifat basa maupun asam. Sebagian besar enzim memiliki pH optimum antara 6 – 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi karena proses denaturasi kerusakan pada enzim. Grafik faktor dari Nilai pH c. Konsentrasi Enzim dan Substrat Mengapa konsentrasi enzim dan substrat mempengaruhi kerja enzim? Reaksi kerja enzim dapat optimal jika perbandingan antara konsentrasi substrat dan enzim berada dalam jumlah yang seimbang. Bila jumlah enzim lebih sedikit dibanding jumlah substratnya, maka reaksi hanya akan berjalan lambat sehingga ada beberapa substrat yang tidak terkatalisasi. Sementara, bila jumlah enzim lebih banyak dibanding jumlah substratnya, maka reaksi akan berjalan sangat cepat. Secara sederhana, pengaruh konsentrasi sebagai faktor yang mempengaruhi kerja enzim dapat dilihat pada grafik di bawah ini. d. Aktivator Zat-zat Penggiat Aktivator adalah zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari logam alkali dalam kondisi encer 2% – 5%, dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim. e. Inhibitor Zat-zat Penghambat Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif. Inhibitor kompetitif memiliki struktur yang sama dengan molekul substrat, inhibitor ini melekat pada sisi aktif enzim sehingga menghalangi pembentukan ikatan kompleks enzim-substrat. Inhibitor non-kompetitif dapat melekat pada sisi enzim yang bukan merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-inhibitor. Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan dengan enzim tersebut. Simak Video Berikut ini. Sumber Artikel Terkait Di dalam tubuh makhluk hidup, beberapa enzim dibentuk dalam keadaan tidak aktif dan diberi nama zimogen. Untuk mengaktifkannya harus dibantu oleh suatu aktivator sehingga berfungsi. Contoh zimogen, aktivator, dan enzim fungsionalnya adalah Enzim merupakan katalis. Katalis yang bekerja dalam badan makhluk hidup disebut juga Enzim-enzim yang tidak aktif dibentuk dalam organel Enzim yang berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa dihasilkan oleh organ yang ditunjukkan nomor Sifat-sifat Enzim dan Penjelasan lengkap Respirasi Aerob Dan Anaerob Siklus Krebs Apa Peran Enzim dalam Metabolisme? Fungsi Usus Halus Untuk Sistem Pencernaan Tubuh Manusia. Ternyata Penting Banget! Bagaimana Bakteri Usus Membantu Pencernaan? Kuis Terkait Enzim termasuk senyawa organik, tersusun atas protein, dan bertindak sebagai biokatalisator daIam me... Enzim yang dihasilkan oleh virus yang dapat memecahkan dinding sel bakteri disebut ...... Sebutkan enzim beserta fungsinya yang berperan dalam sintesis protein... Cari Artikel Lainnya

faktor yang mempengaruhi kerja enzim beserta grafiknya